Postingan

Memaafkan Diri Sendiri: Hadiah Terbaik untuk Hati

Gambar
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan yang ia sesali. Kesalahan yang sudah telanjur dilakukan dan tak mungkin diperbaiki lagi. Kesalahan yang membuatnya berharap, jika waktu bisa diputar kembali, ia ingin mengubahnya.  Kesalahan yang senantiasa mengganggu hati dan pikirannya. Kesalahan yang membuat dirinya merasa tidak berharga.  Aku pun pernah mengalaminya. Aku berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah kejadian, supaya aku tak pernah melakukan kesalahan itu. Kesalahan yang membuat penyesalan berkepanjangan. Yang membuatku menyalahkan diri sendiri atas kebodohanku kala itu. Tapi tak ada mesin waktu yang bisa membawaku kembali ke masa lalu, seperti dalam dongeng-dongeng. Aku ada di masa kini dengan kenyataan yang tak bisa kupungkiri.  Sering kali, bukan orang lain yang menjadi hakim atas kesalahan yang kita perbuat. Akan tetapi kita sendirilah kritikus yang paling keras bagi diri sendiri. Kita mengingat kesalahan masa lalu, menyesali keputusan yang diambil, d...

Mereset Pikiran: Memulai Kembali dengan Pola Pikir yang Lebih Sehat

Gambar
  Pikiran kita seperti komputer—kadang mengalami overload , dipenuhi informasi yang tidak berguna, atau bahkan terkena "virus" berupa pemikiran negatif yang menghambat pertumbuhan. Saat hal itu terjadi, kita perlu melakukan reset pikiran agar bisa kembali fokus, tenang, dan berpikir lebih jernih. Mengapa Perlu Mereset Pikiran? Seiring waktu, kita sering terjebak dalam pola pikir yang tidak sehat: Overthinking tentang masa lalu atau masa depan. Keyakinan negatif yang membuat kita ragu terhadap kemampuan sendiri. Beban emosi yang menumpuk dan menghalangi kebahagiaan. Kebiasaan buruk yang menghambat produktivitas dan pertumbuhan pribadi. Dan banyak lagi hal lainnya yang bisa merusak pikiran.  Mereset pikiran berarti membersihkan "file-file sampah" dalam otak dan menggantinya dengan sudut pandang yang lebih segar serta positif. Apa yang perlu kita lakukan untuk mereset pikiran?  1. Jeda Sejenak dan Lakukan Refleksi Diri Kita perlu meluangkan waktu untuk berhenti sejenak...

Jejak di Atas Pasir

Gambar
Ketika berjalan menyusuri pantai, kita akan meninggalkan jejak di atas pasir yang lembut. Ibarat kehidupan, setiap jejak itu bercerita, mengisahkan perjalananmu—entah ringan penuh tawa, atau berat dengan berbagai beban pikiran yang mendalam. Jejak di atas pasir tak abadi, perlahan akan hilang tersapu ombak atau angin laut, atau bahkan lenyap ditimpa jejak-jejak lain yang datang kemudian. Begitu pula dengan momen-momen dalam kehidupan. Apa yang kita lalui hari ini mungkin akan terlupakan, tapi sesaat itu nyata, ada, dan meninggalkan bekas. Namun, ada yang istimewa dari jejak di atas pasir. Meski tak abadi, ia menyimpan kenangan. Ia menjadi saksi bahwa kita pernah hadir, bahwa kita pernah berani melangkah. Seperti kehidupan, bukan soal berapa lama jejak itu bertahan, tapi bagaimana ia memberi makna. Jadi, biarkan langkahmu terus melukis di atas pasir kehidupan. Tak masalah jika terhapus, karena yang terpenting adalah perjalanan yang kau tempuh dan jejak yang kau tinggalkan di hati orang-...

Pengalaman body rafting di Citumang Pangandaran: Seru dan Berkesan!

Gambar
Sabtu lalu, dalam acara family gathering  keluarga besar PAN Sumedang, saya berkesempatan mencoba body rafting di Sungai Citumang, Pangandaran. Meski awalnya sempat ragu karena tidak bisa berenang, rasa penasaran akhirnya mengalahkan semua keraguan. Apalagi saat muda dulu, saya suka melakukan kegiatan-kegiatan yang memacu adrenalin. Dan ternyata, pengalaman ini menjadi salah satu momen paling seru dan tak terlupakan dalam hidup saya!   Sungai Citumang terkenal dengan kejernihan airnya yang berwarna kehijauan dan kebiruan, juga lingkungannya yang masih terjaga. Begitu tiba di lokasi, suasana asri dan sejuk langsung menyambut. Dikelilingi pepohonan hijau, gemericik air sungai yang mengalir, suasana terasa begitu menenangkan.  Di area parkir pertama, kami berkumpul dan mendapatkan pengarahan dari pemandu yang akan menemani kami selama berwisata sungai. Setelahnya, kami diberi pelampung, yang menurut pemandunya, kuat untuk orang dengan berat badan lebih dari 100 kg. Ja...

Pesona Pantai Pangandaran yang Tak Terlupakan

Gambar
Bus rombongan tiba di Pantai Barat Pangandaran menjelang ashar. Pemandangan laut biru yang luas dengan latar belakang perahu-perahu nelayan berjajar rapi tampak di depan mata. Warung-warung kecil yang menyediakan aneka jajanan berdiri di sepanjang pantai. Sementara beberapa pedagang asongan berseliweran menjajakan jualannya.  Menjelang senja, langit berubah bak kanvas yang dihiasi warna kuning jingga keemasan. Aroma laut yang khas tercium menemani berbagai aktivitas di sekitarnya. Kuda-kuda sewaan hilir mudik, pun kendaraan pasir. Sebagian pengunjung bermain voli pantai dan layangan. Ada juga yang berenang, surfing, snorkeling, hingga menyewa perahu untuk menjelajahi pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Nusakambangan atau Pulau Karang Nini. Sebagian lainnya berfoto-foto ria.  Suasana pantai yang tenang pun cukup nyaman digunakan untuk berjalan-jalan di tepi pantai sambil menikmati semilir angin. Menjadi kenangan yang tak terlupakan.  Pantai Pangandaran, yang ter...

Menjaga Lingkungan, Memulai dari Hal Kecil

Gambar
Dulu, sewaktu kecil, ketika berbicara saat udara dingin selalu keluar uap dari mulut. Bahkan aku suka sengaja meniup-niup, memperhatikan uap yang keluar. Mungkin saking dinginnya udara ketika itu.  Saat itu kita masih bisa mendengar ramainya burung berkicau di pagi hari, suara kodok saat turun hujan, dan melihat kunang-kunang atau mendengar suara jangkrik di malam hari.  Kini semua itu sudah semakin sulit ditemukan. Masih suka kudengar kicauan burung di pagi hari, tapi tak kudengar lagi bunyi kodok saat hujan, atau suara jangkrik di malam hari. Apalagi kunang-kunang. Hewan ini menjadi langka saat ini. Sementara udara kian panas, dan iklim semakin tak menentu. Kalau dulu kita bisa tahu kapan musim kemarau dan kapan musim hujan, saat ini semuanya sulit diprediksi. Pada bulan-bulan di mana seharusnya musim kemarau malah turun hujan. Pun sebaliknya.  Lingkungan adalah rumah kita bersama. Apa pun yang kita lakukan, baik atau buruk, pasti akan meninggalkan jejak di bumi ini. S...

Valentine’s Day

“Valentine itu haram, gak ada dalam Islam!” “Mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain itu haram hukumnya!” Dll. Sering kita mendapatkan orang-orang mengingatkan kita untuk menghindari syirik atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sikap penerima pesan ada dua: menerima atau menolak. Yang menerima kemungkinan mereka menerimanya karena memang setuju dengan pesan tersebut, bagaimana pun cara penyampai pesan menyampaikan pesannya, sementara yang menolak mungkin karena dia terbiasa melakukan hal itu dan menganggap tidak ada masalah dengannya. Menyampaikan hal baik, atau melakukan amar ma’ruf nahyi munkar, adalah bagian dari dakwah. Tujuan dakwah salah satunya mengajak kepada kebaikan dan menghindari segala keburukan, termasuk mengingatkan kepada ummat tentang suatu ritual yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, misalnya. Tugas kita menyampaikan kebenaran. Betul. Saya setuju 100%. Tapi tentu bukan sekadar menyampaikan kebenaran. Alangkah lebih baik jika kebenaran yan...