Valentine’s Day
“Valentine itu haram, gak ada dalam Islam!”
“Mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain itu haram hukumnya!”
Dll.
Sering kita mendapatkan orang-orang mengingatkan kita untuk menghindari syirik atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sikap penerima pesan ada dua: menerima atau menolak. Yang menerima kemungkinan mereka menerimanya karena memang setuju dengan pesan tersebut, bagaimana pun cara penyampai pesan menyampaikan pesannya, sementara yang menolak mungkin karena dia terbiasa melakukan hal itu dan menganggap tidak ada masalah dengannya.
Menyampaikan hal baik, atau melakukan amar ma’ruf nahyi munkar, adalah bagian dari dakwah. Tujuan dakwah salah satunya mengajak kepada kebaikan dan menghindari segala keburukan, termasuk mengingatkan kepada ummat tentang suatu ritual yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, misalnya.
Tugas kita menyampaikan kebenaran. Betul. Saya setuju 100%. Tapi tentu bukan sekadar menyampaikan kebenaran. Alangkah lebih baik jika kebenaran yang kita sampaikan bisa diterima oleh orang yang kita tuju.
Bagaimana supaya pesan yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik? Tentu ada kiatnya, antara lain:
1. Jadilah pendengar yang baik. Dengarkan dulu pendapat mereka sebelum kita memberikan penilaian atau menyampaikan pesan kita.
2. Tidak memotong pembicaraan lawan bicara. Tunggu sampai mereka selesai menyampaikan pendapatnya.
3. Memahami bahasa tubuh lawan bicara kita. Perhatikan reaksi mereka ketika menerima pesan yang kita sampaikan. Jangan terus memaksakan pendapat kita saat ekspresi lawan bicara menunjukkan sikap tidak suka, karena pesan kita tak akan sampai dengan baik.
4. Tidak menghujat, menyalahkan secara langsung atau memaksakan pendapat kita. Secara manusiawi orang akan cenderung bertahan ketika diserang atau disalahkan.
5. Menguasai topik yang sedang dibicarakan.
6. Menggunakan gaya bahasa yang tepat, tergantung lawan bicara kita. Tentu berbeda cara kita berbicara kepada orang yang lebih tua atau orang yang dihormati dengan kepada teman atau orang yang lebih muda. Gaya bahasa yang tepat bisa membuat komunikasi kita lebih mudah diterima.
Tentang Hari Valentine ini, tentu kita perlu mempunyai strategi untuk mengingatkan kepada yang biasa merayakannya. Sesuai dengan enam kiat di atas, kita bisa memulainya dengan membiarkan dia menyampaikan pendapatnya dan jangan memotong pembicaraan sebelum dia selesai berbicara. Kemudian beri pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang baik tanpa menghujat atau menyalahkannya. Setelah itu sampaikan apa yang kita tahu tentang Valentine, sejarahnya, dll. Karena tentu kita tidak bisa menyampaikan kepada orang lain jika kita sendiri tidak menguasai materi yang sedang dibicarakan. Tidak bisa hanya mengatakan: “Menurut ustadz itu haram!”
Allah menyuruh kita berkata baik seperti yang Dia sampaikan dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 83: “… dan berkatalah kalian kepada manusia dengan perkataan yang baik…”
Bagaimana caranya? Sesuai contoh Rasulullah: dengan menunjukkan akhlak yang baik dan santun. Selama 23 tahun berdakwah di Makkah dan Madinah, Nabi SAW tak pernah menyampaikan kebenaran dengan menyakiti perasaan orang yang diajaknya. Tak ada kata-kata kasar yang menyertai, tak ada kemarahan, sindiran, atau kata-kata yang menyakitkan hati.
Dari berbagai Riwayat dalam kitab-kitab hadits shahih, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Thalhah bin Ubaidillah, Anas bin Malik, dll., banyak diceritakan bagaimana Rasulullah dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyikapi perbedaan dengan bijak.
Ketika tiba di Madinah dan datang waktu shalat, para shahabat berbincang tentang perkara waktu shalat. Ada yang mengusulkan dengan lonceng seperti orang Nasrani atau meniup terompet seperti orang Yahudi. Rasulullah tidak mendebat mereka, tapi bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal! Berdirilah dan serukan untuk shalat.” Begitu cara Rasul memberitahu cara yang benar. (Al Lu’lu wal Marjan no. 209)
Tentang Hari Valentine, misalnya, yang biasa dirayakan setiap tanggal 14 Fabruari. Ceritakan sejarahnya, asal-usulnya, dan mengapa kebiasaan ini ada, meski tak jelas sumber asalnya karena ada versi-versi yang berbeda dari budaya ini.
Terlepas dari asal mula Valentine yang mengistimewakan hari tertentu sebagai hari untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dicintai, Islam tidak pernah mengkhususkan hari atau tanggal tertentu untuk melakukannya. Islam mewajibkan ummatnya untuk merayakan cinta kasih itu setiap hari dan setiap saat.
Dalam setiap melakukan perbuatan baik, Islam mengajarkan kita untuk mengucapkan kalimat basmallah yang berarti “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.” Terkandung kata-kata kasih sayang di dalamnya.
Ketika kita menyampaikan apa yang kita tahu, beri kesempatan lawan bicara untuk bertanya dan jawablah dengan cara yang baik.
Setelah itu kita bisa memberikan saran, contohnya dengan menyampaikan kiat-kiat menunjukkan kasih sayang ala Rasulullah, misalnya:
“Mau gak kuberitahu cara mencintai sesuai contoh Rasulullah kepada Istri-istrinya?”
1. Memanggil dengan panggilan yang baik.
2. Tidak mencela masakan Istri.
3. Menyatakan cinta.
4. Berbincang-bincang dengan Istri.
5. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
6. Menghibur jika Istri sedang bersedih.
7. Dll. Silakan tambahkan sesuai yang diketahui. Tapi tidak mengarang ya? Tetap merujuk kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.
Bagaimana jika kita ingin menyampaikan kebenaran di Medsos? Sama kah caranya?
Ya, tetap dengan cara yang baik agar mudah diterima.
Misalnya dengan mengubah gaya kita menulis, dari:
“Valentine itu haram! Tidak ada dalam ajaran Islam!” (dengan tanda seru)
Menjadi: “Apa pendapatmu tentang Valentine?”
Ketika membaca tulisan pertama, orang yang biasa melaksanakannya kemungkinan akan kesal dan tidak menerima. Beda dari kalimat ke dua yang memancing orang untuk berdiskusi serta menyampaikan pendapat dan pikirannya. Dari situ kita bisa menyampaikan pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang baik.
Demikianlah. Daripada sibuk menghujat dan menyampaikan dalil-dalil agama yang mungkin tidak mereka pahami, lebih baik kita memberikan pengertian dengan cara yang baik dan konsisten. Beri contoh nyata dengan sikap dan perilaku dalam menunjukkan kasih sayang kepada sesama manusia seperti yang diajarkan oleh Islam.
Wallahu’alam bish shawab.
Sumedang, 6 Februari 2023
Komentar
Posting Komentar