Mulai Saja

Menulis semudah bernapas! Menulis semudah tersenyum!

Slogan-slogan semacam itu banyak bermunculan guna memotivasi orang agar mau menulis. Tentu bukan arti sesungguhnya, karena menulis memerlukan niat dan usaha yang lebih dari bernapas atau tersenyum. Tagline tersebut dibuat untuk menghilangkan kesan bahwa menulis itu sulit.

Saya suka menulis. Tulisan pertama saya dimuat di Mingguan Pelajar ketika saya kelas 6 SD. Waktu itu guru meminta kami menulis tentang apa yang dilakukan selama liburan sekolah. Tanpa kami ketahui ternyata dia memilih tulisan terbaik menurutnya dan mengirimkannya ke Mingguan Pelajar.

Tentang menulis ini saya ingat saran Pak Amir Daud, dosen Teknik Menulis Berita di Lembaga Pers Dr. Soetomo ketika saya belajar di sana pada 1995.

“Buka komputer dan mulailah menulis,” katanya. Pak Amir menjawab pertanyaan salah seorang siswa yang menanyakan tentang apa yang harus dilakukan jika kita ‘mandeg,’ gak ada ide untuk menulis. Menurut Pak Amir, ide akan spontan mengalir ketika kita memulainya.

Hal serupa disampaikan oleh mentor saya Jay Parekh, seorang life coach yang juga penulis buku. “Mulailah menulis, meskipun tulisanmu adalah tulisan terburuk yang pernah ada di dunia,” katanya.

Saya mengenal beberapa orang yang demikian mudah menulis, mengalir saja dengan ringan. Baginya apa pun bisa menjadi tulisan menarik. Bahkan hal sepele di sekitarnya bisa menjadi bahan tulisan yang enak dinikmati. Sementara ada orang yang dengan susah payah menulis tapi tetap saja tulisannya ‘kering.’

Pada awalnya mungkin tak semua orang bisa menulis dengan baik. ‘Jam terbang’ berpengaruh kepada gaya kita menulis. Namun tentu kita tak akan pernah mempunyai jam terbang tinggi jika tak pernah memulainya.

“Takut salah. Takut tulisannya tidak menarik. Takut gak ada yang baca! Takut gak ada yang suka!” Dan berbagai takut lainnya. Ketakutan yang belum tentu terjadi! Cuma satu cara untuk mengatasi semua rasa takut itu yakni dengan memulainya.

MULAI SAJA! Biarkan salah. Biarkan tulisannya kering. Biar saja walau tak banyak yang mau membacanya. Biarkan saja walaupun tulisan kita adalah tulisan terburuk di dunia!! Seiring waktu tulisan kita akan membaik dan kita semakin piawai menulis. Nikmati saja prosesnya. Walaupun terbaca klise, saya selalu yakin dengan peribahasa kalau hasil itu tidak akan mengkhianati proses.

Dengan mengucapkan bismillah, saya mengawali tahun ini dengan niat untuk konsisten menulis. Insya Allah.


Sumedang, 01 Januari 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman body rafting di Citumang Pangandaran: Seru dan Berkesan!

Memaafkan Diri Sendiri: Hadiah Terbaik untuk Hati

Pesona Pantai Pangandaran yang Tak Terlupakan